Review Cek Toko Sebelah, Film yang Bikin Nangis Sambil Ketawa

1/03/2017 11:26:00 AM





Awal tahun sih seharusnya libur. Tapi gue masih aja ada kegiatan di luar rumah. Kegiatan yang juga bikin gue jarang nulis di blog ini. Karena gue nggak mau kehilangan momen liburan, akhirnya setelah seharian berkegiatan, hari senin malam kemarin gue dan temen-temen gue nonton Cek Toko Sebelah. Dan tulisan ini adalah review untuk Cek Toko Sebelah

Cek Toko Sebelah sebuah film drama komedi karya Ernest Prakasa. Bercerita soal sebuah toko kepunyaan Koh Afuk (Chew Kinwah) yang hendak ia wariskan kepada anaknya bernama Erwin (Ernest Prakasa). Koh Afuk merasa sudah terlalu tua untuk ngurusin tokonya. Dia udah sakit-sakitan dan ingin bisnis sekaligus kenangan bersama mendiang istrinya yang udah puluhan tahun ia kelola ini, bisa diteruskan sama anak bungsunya, Erwin. Tapi Erwin yang karirnya lagi gemilang, nggak mau ngurusin toko. Di sisi lain, anak sulung Koh Afuk, Yohan (Dion Wiyoko) ingin sekali mengambil alih toko karena cinta yang sangat besar terhadap keluarga, khususnya mendiang mamanya. Sayangnya, keinginan itu ditolak sama ayahnya sendiri. Lalu timbulah kedengkian Yohan atas Erwin, si anak emas.

Jarang Menceritakan Soal Toko Sebelahnya
Okey, mari mulai kita bahas. Awalnya, gue pengen banget nonton film Hangout. Tapi hal itu gue urungkan, karena banyak yang bilang kalau Cek Toko Sebelah lebih bagus dan lucu. Okey gue pun langsung cek trailernya. Dan ternyata emang lucu. Di trailernya digambarkan bagaimana kekonyolan orang-orang di toko. Bukan hanya toko milik Koh Afuk, tapi juga toko sebelah saingan mereka. Tapi, setelah gue menonton filmnya kemarin, menurut gue judulnya nggak pas. Cerita di film ini lebih banyak drama tentang toko Koh Afuk, tentang siapa yang akan meneruskan tokonya. Tentang apa yang akan terjadi dengan tokonya bila Erwin nggak mau ngurus, sedangkan anaknya satu lagi si Yohan nggak bisa dipercaya. Nggak ada sama sekali menceritakan persaingan sebuah toko dengan toko sebelahnya. Bahkan cerita mengenai toko sebelahnya hampir nggak ada, kecuali cerita persaingan mereka waktu ikutan kompetisi in store display atau waktu Tini (Arafah) digodain sama Kuncoro (Dodit)

Foto: Wowkeren.com

Jadi menurut gue judul filmnya kurang tepat dengan isi ceritanya. Tapi untuk menarik calon penonton, judulnya emang cukup menggoda hati sih. Yang nyutradarain Ernest, banyak komika juga yang main di film ini, judulnya gitu pula. Siapa yang nggak tertarik coba. Hehehe

Komedinya Kena Semua
Untuk urusan komedi di dalam film ini bener-bener gue acungi jempol. Hampir semua line komedi yang ada di film ini kena ke penonton. Gaya komedi yang nggak terlalu melebih-lebihkan bikin gue suka. Terutama celetukan-celetukan duo bekasi yang ikut main di film ini, Ojak (Awwe) dan Yadi (Ajis doa ibu). Ernest juga tau mana waktu yang tepat untuk membawa penonton tertawa. Nggak jarang, sehabis adegan dengan dialog yang dalam dan penuh makna kita dibawa cair lagi dengan line komedi yang lucu abis. Salah satu contohnya waktu si Yohan dan temen-temennya main kartu. Berawal dari ngobrolin Yohan yang lagi kesel soal toko, malah jadi pada ngobrolin biji buah dan sayuran. Lalu ujung-ujungnya si Vincent (Abdur) nyeletuk "Tenang saja, kita tetep mau kok berteman sama kau meski kau cina miskin yang nggak punya toko." Dan masih banyak lagi komedi yang berhasil dikombinasikan di dalam film ini. Meskipun menurut gue porsi komedi di film ini nggak ada sampai 50%. Jujur, beberapa kali gue dibawa berkaca-kaca di sebuah adegan. Lalu berikutnya keluar lucunya. Gue jadi berkaca-kaca sambil ketawa. Kan kampret!

Foto: Gadis.co.id (Dok. Starvision plus)

Di XXI tempat gue nonton kemarin rating film ini adalah semua umur. Setelah gue selesai nonton, gue kurang setuju dengan ratingnya. Masih banyak banget line komedi yang nggak sesuai dengan anak-anak. Kayak pengucapan "toket" dan bodi-bodi seksi serta bola-bola asoynya Anita (Yeyen). Hahahaha. Selain itu juga ada beberapa omongan kasar yang nggak pantes buat anak-anak. Overall buat gue, ini komedi yang pas!

Foto: Gadis.co.id (Dok. Starvision plus)

Drama Keluarga
Sebetulnya cerita drama yang dipersembahkan oleh Ernest ini ngena kok ke penonton. Maknanya juga dalem banget. Tentang sebuah keluarga, tentang sebuah cinta, sebuah kepercayaan. Gue (dan gue yakin penonton yang lainnya juga) paham dengan inti dramanya. Tentang apa yang mau diceritakan, atau disampaikan. Gue ikut berkaca-kaca kok waktu Koh Afuk memeluk Yohan di makam dan Yohan nangis. Gue juga berkaca-kaca waktu Koh Afuk mengenang kembali masa-masa ia merintis toko bersama mendiang istrinya, sebelum akhirnya ia pingsan lagi untuk ketiga kalinya. Sayangnya penceritaan yang dilakukan Ernest kurang dalam. Konflik antara Erwin dan Yohan gitu aja, cuma sebentar. Begitupun konflik Erwin dengan Koh Afuk. Banyak masalah yang tercipta di film ini. Masalah-masalah kecil yang awal dan ujung sebenarnya sama. Konflik pendukungnya menurut gue mudah sekali selesai. Kalau kita menonton film ini dari sisi Koh Afuk, baru deh bisa kerasa cerita dan masalahnya yang bener-bener dalem. Nggak cuma soal toko, tapi hal lainnya juga. Kalian bisa cari tau sendiri hal lainnya itu apa dari nonton film ini.

Untung kemampuan akting setiap tokohnya, gue nggak ragu lagi. Semuanya epic. Gue suka. Terutama Chew Kinwah yang meranin tokoh Koh Afuk. Artis Malaysia ini bener-bener tampil luar biasa. Keren. Lebih keren daripada waktu dia main di My Stupid Boss. Ya, tapi emang nggak bisa dibandingin sih. Soalnya porsinya lain. hehehe

Terakhir, gue benar-benar merekomendasikan film ini buat kalian penyuka cerita drama yang gak melulu soal cinta dua lawan jenis. Buat kalian yang suka cerita drama soal keluarga. Dan juga buat kalian yang suka komedi-komedi cerdas. Gue memberikan 8.5/10 untuk film ini. Terima kasih Ernest Prakasa, berkat film ini banyak yang gue pelajari. gue tunggu karya berikutnya.

Sebuah quote dari Bu Sonya, atasan Erwin, yang diambil dari lagu Keluarga Cemara.


"Harta yang Paling Berharga adalah keluarga."

You Might Also Like

10 komentar

  1. duh jadi pengen nonton nih. Temen kantor ku sampe nonton dua kali haha

    BalasHapus
  2. Keren ya nih film, film ini bener-bener-bener sesuai dengan kehidupan nyata para pengurus toko dan penerusnya :v. Kalo gini mah, pengen nonton. Ada tiket free gak? Iya, FREE. :v

    BalasHapus
  3. Temen-temen gua pada bilang ini film lucu banget, sayangnya gua lagi terdampar di seberang lautan nih, dan filmnya kaga masuk ke bioskop negara tetangga hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yaaah sayang banget. Nunggu keluar di tv atau dvdnya aja kalo gitu. hahaha

      Hapus
  4. Seperti film ernes sebelumnya, gue ngerasa ini cukup menguras emosi. Tapi pas nonton kemarin biasa aja masih bagusan ngenest komedinya jga masih bagus ngenest hhe.
    Tapi overall semuanya oke sih cocok ditonton sama keluarga krna emang gendrenya, besok gue mau nonton lagi CTS ini hihi.

    Dan ketika mba lastri nyanyi soundtrack keluarga cemara, entah kenapa otak gue kecuci sampai sekarang :v

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asri atau Lastri? Yaaah pokoknya dia lucu deh. Ibu ibu yang suka curcol. hahaha

      Hapus
  5. Haduh Bon, lu enak ya udah kesampean buat nonton ini film, apakabar nih gua? Blm kesampean sampe sekarang, atau mungkin sampe ini film udah ga ada lagi :( Ya bener banget kata lu, keluarga gua yang ninggalin gua yang sedang tidur buat nonton ini film, pulang-pulang bilang "film nya Ernest nusuk dan banyak pelajaran nya banget" bahkan ibu gua nonton sampe nangis, entah di bagian mananya. Udah gitu ada yang nyeletuk "Film Ernest lebih bagus dari Film Radit" Wadaw haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lah berangkat lagi lah!!! Kayaknya masih ada tuh di bioskop.

      Hapus